Minggu, 31 Juli 2011

Puasa ala Tallasa Crew

Teringat awal Ramahan tahun lalu, bersama 10 makhluk-makhluk aneh di Tallasa. Keluarga baruku, saudara seperjuangan 4 sks. Saat sahur terasa seperti di medan pertempuran, bedanya ini peperangan melawan dingin. Brrrrrrrrrrrrr.....dingin luar biasa, sampai menusuk tulang. Maklumlah kami belum terbiasa dengan suhu udara di pagi buta.

Bahkan salah satu anggota posko kami yang non muslim pun ikut sahur bersama kami. Pilih mana?? Bangun sahur menikmati nasi dan lauknya atau makan pagi dengan seonggok mie instan?? hayooooo...

Buka puasa merupakan hal yang paling kami tunggu. Menu buka puasa andalan di posko “pisang ijo”. Paling seru lagi, kalau para tetangga mengundang kami untuk berbuka puasa di kediamannya. Bahkan beberapa kali, kami harus membagi menjadi beberapa kubu anggota posko. Layaknya anak kecil yang kebagian permen lebih banyak, kami saling pamer makanan. Perang sms-pun dimulai!! Taraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...



“disini lebih enak coy!! Ayam bangkoknya H. Basing...wuih
pedisssssssss!!...ammaba’ad...nyamannah...” (bahkan sampai sekarang ayam bangkok H.
Basing, masih menjadi trend setter dikalangan kami...ckckck)

“halah..disini lebih enak. Es buahnya pwaaa’ tambah sebaskom-pun bisa. Makanannya sebaki penuh, ayam berlaukkan nasi. haahaha..

“tidak mentong, lebih banyak disini...untung bawaka’ lambung eksternal”

(yahhhh, kurang lebih begitu yang masih tersimpan di memori jangka panjangku)

Tahun lalu juga terasa beda, setelah 3 tahun tidak merasakan baris berbaris di bawah terik mentari pagi, tahun lalu sy merasakannya kembali. Hari merdeka....nusa dan bangsa....hari lahirnya bangsa Indonesiaaa....Merdekaaaaaaaaaaaaaaaaa.....Upacara 17 Agustus di kantor kecamatan.

Bangun!!! Sebelum pak camat naik pitam. Beberapa anggota posko dengan gontainya melangkahkan kaki menuju toilet. Bukan....bukan mandi, tapi hanya sekedar membasuh wajah..hahaha (cop saya mandiji) :p

Tak perlu-lah saya ceritakan, bagaimana prosesi upacara di sana. Rasa-rasanya saya ingin tertawa sendiri kalau mengingatnya kembali. Satu hal juga, ternyata rasa nasionalisme saya sudah berkurang!! Terasa biasa saja, tak ada yang menggetarkan qalbu...hihihi (maafkan saya).

Satu hari sebelum kami kembali ke Makassar, Pak De’ buat acara bukan puasa bersama di rumah. Banjir makanan lagi coy, dan akhirnya ketemu Bu De’ juga, yang jauh-jauh datang dari Sinjai.

Pak De’, Pak Deco, nenek dan kakek terima kasih yah, sudah mengizinkan kami berkubang di rumah itu. Mamanya Eki dan Ira terima kasih sudah memasakkan kami selama dua bulan lamanya. Pandi anggota posko ke 12, terima kasih telah menjadi tour guide kami.



Ritual aneh, tiap malamnya.. haha



Pinjam yahh, hasil editannya...

Maafkan segala keanarkisan, kelabilan, dan keautisan kami selama disana. Ada yang makruh puasanya gara-gara nangis pas sepatah-dua kata sebelum perpisahan...hahaha...siapakah dia???

4 komentar:

coretinspire mengatakan...

ya ya ya....
pinjamka film nya pablo neruda mu..

nungQ mengatakan...

pinjam???
copy mungkin maksudnya..hhe
bukan film-nya Pablo kak.
tapi, disitu terselip puisinya Pablo...

cukup sediakan FD saja bung..

Anonim mengatakan...

hihihihi

nungQ mengatakan...

ehh...yang KKN EECS dilarang komen :P
bukan anak desa-desa....

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Let's Start from Here and Powered by Blogger.