Senin, 18 Juli 2011

Lintas Alam Bawakaraeng

Menceritakan Kembali

Akhirnya ada kepastian mendaki..setelah rencana dari bulan Desember gagal terus karena beberapa hal yang lebih penting dan mendesak.....bukan Lembah Ramma lagi, tapi langsung neneknya Ramma, Bawakaraeng.

Segala persiapan fisik semenjak dua minggu sebelum keberangkatan. Kengkreng “skot jump” 100 kali/hari. Aggghhh...ternyata bekalku ketika SKALA dan BAE sudah karatan...setelah kengkreng, kaki gemetaran, nyeri pada bagian paha, ketika jalan kaki seperti kaki burung unta. Pengaruh umur mungkin...entahlah......

15, April 2011-15.00

Dengan semangat yang begitu menggebu-gebu, tancap gas..kumpul di Primagama Urip. Dan...ternyata ada kanda Yuni S’05 juga ikut...ye..ye....ye..akhirnya bukan hanya saya saja peserta illegal. Hha...

Tim ekspedisi Ar-Rahman (AQL) dan Bulan Sabit Merah Indonesia(BSMI)..siap!!

Keberangkatan ke Lembanna, Malino molor sampai hampir pukul 18.00.

================================================================

16 April 2011-08.45

Naik....naik ke puncak gunung...tinggi....tinggi...sekali...Bismillah...

Sebelum berangkat, breafing terlebih dahulu. Ekspedisi ini dipimpin Pak Nasir (biasanya kami panggilnya Pak Nas, wahhh..ternyata orangnya gokil abis, padahal kalau dilihat dari wajahnya yang datar.hhhmmm :). Jumlah peserta ekpedisi 13 orang. Saya, K’Ai, K’Toto, P’Nas, K’Yuni, Hera, Ria, K’Aldi, K’Recca, K’Habib, Iccang, Mori dan Kahar. Dua nama yang saya sebutkan terakhir adalah dua pasang makhluk yang mewarnai perjalanan kami dengan lelucon dan ke”pongoro”an mereka. :D :D

Pos I: masih semangat semua...belum terpisah jadi dua kubu

Kurang lebih hampir dua jam perjalanan, akhirnya sampai di Pos 1.

Pos 2: ada sungai disini ^^V

Melepas penat sejenak dan foto-foto. Sampai pos 5 pukul 13.00, istirahat sholat dan makan seadanya. Nah....disini saya masih semangat 45, menikmati setiap lekukan alam ciptaan Allah yang begitu luar biasa, hutan yang ditumbuhi lumut yang begitu menakjubkan. Subhanallah sekali..Pos 5 ajang pengakraban diri dengan tim ekspedisi. Teringat Bung Kahar, dengan polosnya mengatakan. “kenapa kw kasika’ Minyak Telon, Mori???,,,buakakakaka......itu bukan minyak telon Pak, tapi handy clean (setelah sebelumnya di Pos 1, Mori meminum minyak kelapa yang disuguhkan Kahar “Ini, minumko Clorofil, biar kuat)..hahaha....

Pos 5: Singgah shalat dan mengisi perut

Perjalanan menuju pos 6, banyak batang pohon yang rebah dan berkabut. Bahkan ada kuburan. Saya yang sengaja tak memakai kacamata, sempat mendekat dan memperjelas benda yang ternyata nisan (behhhhh...).

Pos 6: Mulai berkabut

16.30.

Pos 7, sempat dilema. Sang leader Pak Nas, K’Yuni dan K’Recca ketinggalan entah di Pos berapa. K’Habib “tim SAR kami” dan Mori kembali ke pos sebelumnya untuk menjemput dan memastikan keberadaan 3 peserta ekspedisi yang tertinggal dibelakang. Karena hampir hampir gelap, akhirnya kami tetap melanjutkan perjalanan menuju Pos 8. Wetzz....ini dia topologinya yang paling ekstrim, berjalan di tebing jurang, pake adegan-adegan meluk pohon, sambil mencari keberadaan mata air yang tak kami temukan. Alhamdulillah, akhirnya dapat genangan air, setelah mengisi beberapa botol yang kosong perjalanan dilanjutkan ke tanjakan berikutnya. Ternyata, bulan purnama sudah menampakkan dirinya, malam menyelimuti perjalanan kami. 8 orang, 3 senter.....parah...ini yang menghambat perjalanan kami menuju pos 8, saya juga sudah tak mampu melangkah, serasa ingin berhenti disitu saja. Perlahan tapi pasti bermodalkan cahaya senter yang disinari bergantian, sampai juga di Pos 8.

19.00 (kalau tidak salah)

Yuk mariii, kita dirikan tenda. Behhh...dingin sekali, menusuk sampai ke tulang-tulang. Sudah tak ada kata lapar, yang ada dalam kepalaku masuk tenda, pake SB, tidur, bahkan sudah membuat kesepakatan dengan Ria “janganmaki lanjut besok ke Pos 10 di’?? disini maki saja menunggu”. Bermodalkan nasi dari tadi pagi, seorang dapat sejumput, harus ada yang masuk perut.

Pos 8: Check Point, ingat kumpul sampahnya yaaaa... :)

Pelajaran:

Jangan bawa jaket biasa (jaket andalan kodong “jaket Pixel”). Setiap singgah, jangan minum air terlalu banyak, cukup seteguk saja. Jalan pelan-pelan saja, sedikt demi sedikit...santai brooo....jangan menahan BAB, itu bisa membuatmu mual, pusing bahkan pingsan. Isi perut se”pas” mungkin.

17-04-11

Tidur berhimpitan berempat dalam tenda, dengan arah saling berlawanan, bergabung bersama barang bawaan. Ditemani gelapnya malam dan angin yang begitu mencekam.

===============================================================

Allahu Akbar....Allahu Akbar......adzan subuh sudah berkumandang dari tenda sebelah. Rasanya, saya baru memejamkan mata....bangun!! bangun!! Puncak menantimu nak...

Menuju Pos 9-airnya segarrrrrr

Sebagai pengganti sarapan pagi, segelas energen pun cukup. Para lelaki mulai mengepak tenda dan barang-barang, semua barang-barang ditinggalkan di Pos 8, bermodalkan 1 kerel dan 1 ransel yang berisi ransum dan obat, pukul 07.00 perjalanan menuju puncak Bawakaraeng dilanjutkan. Mendekati Pos 9, semangat yang begitu menggebu-gebu yang saya kumpulkan di pos sebelumnya mulai menghilang, mual, kedinginan, langkah kaki terasa berat dan akhirnya semua isi perutku keluar tanpa pamit, hahaha... Kanda Toto, akhirnya mengeluarkan obat mual (dan ternyata saya menjadi bahan uji coba “Norit”, 6 butir sekaligus. Dan ternyata memang ampuh!!)

Akhirnya, setelah berjalan hampir dua jam. Puncak sudah didepan mata, dengan semangat yang tersisa, kulangkahkan kakiku. Subhanallah pemandangan dari puncak begitu menakjubkan, berapa lembar tulisan pun takkan mampu untuk menuliskan keindahan itu. Begitu indah cipataanMu ya Allah. Mengabadikan kemenangan kami, foto bersama 3 lembar bendera “kebanggaan” BSMI dan AQL (walau pun saya sebagai warga illegal dari kedua kubu itu. Heheh, yang penting eksis).

Alhamdulillah sampeee; Atas(K' Aldi) Bawah dari Kiri (Mori, Ria, Iccang, K'Ayyi, Saya, Hera, K' Toto, K'Habib)


Perjalanan turun terasa lebih mudah, tapi ternyata.......

Sekitar pukul 13.30, Hujan mengguyur dengan derasnya tepat di Pos 5. Hampir empat jam berjalan tanpa henti, tanpa air minum (karena semua sungai menjadi keruh). Ketika haus hanya menengadah menghadap langit sambil membuka mulut. Perasan air dari jilbab pun tak apa (ini usulan).

Mendaki gunung, ada kepuasan tersendiri, terserah orang mau bilang apa...ckckck. Tunggu Ekspedisi berikutnya.......semoga diberi izin orang tua (dibilang K’Habib “batu talinga”, yaaaa jangan batu talinga, hhe). Ini hanya sebagian kecil ke”awesome”-an yang tercurah dalam blog ini. Ingin menikmati sensasi yang luar biasa. Nikmatilah sendiri, Anda tidak akan menyesal.


2 komentar:

csdaties mengatakan...

ciee..ciee...yg sampe puncak.
ad jg postinganku gaank..baca nah: http://cahyasidratulmuntaha.blogspot.com/2011/04/saya-akan-naik-gunung-lagi-dan-kali-ini.html

ad foto kalian (tanpa saya), hikz T.T

*btw, saat komen in ditulis, sy sdh smp puncak loh.muhahaha :D

nungQ mengatakan...

cekidot ke TKP kak :)

wetz..mantap, akhirnya cita-cita tercapai.

mwka lagi, tapi nda adami yang ajak. sibuk semuami..hhe

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Let's Start from Here and Powered by Blogger.